Suatu hari dan sebuah perjalanan

Sabtu, 19 Mei 2012




  “kenapa akhir-akhir ini kalau kuajak jalan, selalu tak punya waktu?”
Pertanyaan yang kuberikan untuk seorang yang kusayangi- bukan, iya bukan pacarku,kami juga tak pernah lagi menetepkan sebuah hubungan seperti kebanyakan sepasang kekasih yang mempunyai status “berpacaran”, kami menjalani sebuah hubungan cinta! Bukan sekadar status pacaran, hubungan kami adalah hubungan cinta(kutekankan lagi!) yang mampu meruntuhkan pandangan orang yang beranggapan; menjalani cinta dengan seseorang mesti punya “status”.
Akhir-akhir ini kami jarang berhubungan karena sedikit bermasalah dengan kehidupan keseharian kami masing-masing.
“besok ada waktu untuk saya? Saya mau ajak jalan-jalan” lanjutku dalam telpon genggam yang murah dan kurasa cukup untuk memenuhi kebutuhanku agar tetap berkomunikasi dengan orang lain, berbeda dengan kebanyakan orang yang sudah menghilangkan esensi dari handphone dan menggunakannya hanya untuk mempertahankan dan menaikkan status sosialnya.
 “iya, besok jam berapa” jawabnya-yang mungkin dalam kedaan tertekan,
 “jam sembilan kutunggu dirumah nah!” lanjutku.
“ihh, kenapa kau paksa orang untuk meluangkan waktunya untuk kau?” seorang teman yang mendengarkan percakapanku memrotes dari belakang.  Yah, mungkin kalau seseorang,siapapun, yang mendengarkannya pasti mengatakan itu semua adalah bentuk paksaan yang kuperuntukkan kepada orang itu. Tapi, tak kutanggapi dengan serius, aku hanya berkata dalam hati “kau tahu apa tentang apa yang kujalani?” dan tertawa. Kalau dipikir-pikir, betul juga apa yang dikatakan temanku, buat apa saya memaksakan orang untuk meluangkan waktunya untuk saya? Mungkin memang ia tak membutuhkanku, jadi, ia tak ada waktu untukku.
Kamipun jalan keesokan harinya, hari dimana semua akan baik-baik saja,hari dimana kumerasakan sesuatu yang berbeda dengan hari sebelumnya. Dalam perjalanan kami banyak bercerita, kami juga tak lupa singgah membeli bekal untuk makan siang dan beberapa makanan ringan. Sesampai di sebuah tempat yang tak kutahu apa nama tempat itu, ada kejadian yang sangat mengerikan; motor yang kami kendarai menabrak seekor anak ayam,yang tak pernah bersalah, yang tak pernah merusak tempat itu dengan buldoser, yang tak penah menghabisi pohon-pohon yang rindang, dan tak pernah pula menguasai sesamanya tidak seperti spesies manusia yang kebanyakan memangsa sesamanya. Motor yang kugunakan menabrak tepat dikepalanya, kami tak singgah, bukan karena kami jahat dan tak memikirkannya, tapi karena orang yang kutemani tak sanggup melihat darah. Kami tak tahu keadaan terakhir ayam itu, apa dia mati atau tidak. Yang jelas kata “Maaf”, yah, kata untuk ayam yang tak bersalah. Sekali lagi; maaf ayam!
Sesampai disana, kami disambut oleh udara segar yang menusuk tubuh,juga suara air yang gemuruh dan gertakan buldoser yang sedikit mengganggu kebersamaan kami. Namun, terlepas dari itu semua, kami merasa bahagia karena bisa jalan bersama dan perjalanan yang jauh dan melelahkan itu terlupakan karena keindahan tempat itu yang begitu memesona.
Akupun bergegas melepaskan pakaian, mulai dari sweater abu-abu hasil curianku, celana cakar yang terbilang murah dan bagus, sampai baju pemberian temanku yang terpaksa memberikannya karena kupaksa. Sekarang hanya tinggal celana dalam pemberian saudaraku yang melekat ditubuhku. Sesekali kupandang wajah gadis cantik yang mempunyai kulit yang tidak begitu putih yang mengenakan baju hitam dan ia pun demikian. Ia juga sempat memperhatikanku beberapa detik yang duduk kedinginan dan hanya mengenakan celana dalam.
“kamu kaya anak kecil”, teriaknya dari kejauhan dan suaranya sedikit tenggelam oleh suara air yang berjatuhan.
Mandi mandi mandi mandi..... Saya sangat senang, sangat senang! Bukan hanya karena airnya dingin dan jernih dan segar, tapi juga karena tempat itu belum dijamah oleh pemerintah setempat yang hanya menjadikan semua tempat umum menjadi proyek untuk mengambil uang kami, memeras kami, dan menipu banyak orang. Saya tak tahu kenapa masih banyak saja orang yang percaya pada pemerintah, saya heran kenapa masih banyak orang yang menganggap pembyaran adalah sebuah kewajiban. Tapi, saya tidak akan bercerita banyak tentang bagaimana pemerintah (negara) melakukan kejahatannya dan tak terlihat sebagai sebuah kejahatan dimata banyak orang disini! Tidak! Saya hanya ingin menikmati semua ini dengan bahagia, saya ingin berbagi cerita dengan orang yang kusayangi tanpa ada alat komunikasi yang selalu mengganggu dengan bebunyian dan getarannya, jauh dari masyarakat yang selalu berfikir tentang masa depan yang cerah, jauh dari dunia kerja yang jahat.
Kurang lebih 3 jam kami ditempat itu, berbagi cerita, makan, menikmati air segar, membaca buku, mendengarkan musik dan tak lupa dengan sebuah kecupan yang kuberikan untuknya.
Kami adalah sepasang manusia yang sulit memahami satu sama lainnya, tapi kami menjalaninya dengan memahami diri sendiri dan saling dan akan terus bercerita tentang apa yang ada dalam diri kami, apa yang kami butuhkan, apa yang kami tak suka dan tentunya tetap menikmati kehidupan dengan cara yang berbeda!

_makassar kala panas dan hujan; 12 mei 2012.

AKU BUKAN ANAK NAKAL

Rabu, 02 Mei 2012



Aku tidak nakal, aku hanya tak suka dengan pelajaran fisika, mate-matika dan kimia.
tapi aku suka menggambar, berpuisi dan bernyanyi.
Jangan hukum aku!
Aku bukan anak nakal, aku ingin belajar sesuai kehendakku, sesuai dengan apa yang kuinginkan. Dan aku tidak mau mengerjakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Jangan paksa aku!
Aku tidak nakal dan bukan anak nakal, aku suka bermain dengan serius, aku suka kalau tubuhku bercampur dengan air hujan, aku senang kalau bajuku penuh dengan tinta, aku suka berimajinasi, aku suka kalau suaraku tak lagi mampu mengeluarkan kalimat yang tak jelas karna parau, aku mencintai kuas-kuasku, kertas, buku puisi, kaset-kaset pemberian teman dan hasil curianku di toko ujung jalan vetran.
Tolong, jangan bilang itu semua tak berguna!
Aku ingin kau berhenti khawatir tentang masa depanku! Masa depan bukanlah tentang pekerjaan yang baik, bukan tentang gaji yang banyak, bukan tentang mempunyai usaha yang besar, bukan tentang cita-cita yang disebar di sekolah, bukan tentang polisi, dokter, pejabat, bukan, bukan tentang itu semua!
Masa depan belum tertulis, masa depan itu adalah diriku sendiri, aku yang menentukan, bukan siapa-siapa! Juga kau!
Dan kuharap kau tak bilang: aku bodoh!
Aku mencintai apa yang kulakukan, dan apa yang kulakukan akan kucintai.
Jangan paksakan kehendakmu!
Oia, aku mau bertanya: pernahkah kau berpikir tentang diriku? Aku ragu kalau kau berkata :iya.
kau bahkan tak pernah menanyakan apa keinginanku, kau tak pernah menanyakan: apa kau suka dengan ini dan itu? Tidak, kau tak pernah bilang begitu! Kau arogan, kau selalu memaksakan kehendakmu, kau tak sadar  telah membunuh kreativitasku,  kau mengubur imajinasiku!!!
Ini kutulis karena aku tak mampu lagi berbicara didepanmu!
Ini semua untuk setiap amarah yang kau berikan untukku!
Ini untukmu, kutulis dengan cinta dan tanpa dendam!
semoga kau sadar!
Untukmu Cinta dan sepenuh hati.

Ditulis dengan penuh cinta:
Makassar_02, Mei, 2012

Followers

 

Browse