BERHENTILAH BERHARAP,, LAKUKAN SESUATU!!!!

Kamis, 07 Juli 2011
Ibu, waktu aku kecil, aku slalu bermimpi untuk menjadi seseorang yang mampu menerbangka pesawat, selalu. Bahkan impianku itu selalu menghiasi tidur lelapku. Aku sangat menyukai pesawat, udara, awan, dan ketinggian.
Setelah aku bersekolah SD, SMP, SMU, impianku itu telah hancur. Dihancurkan oleh aturan yang sesungguhnya kau dan aku tak tahu apa manfaat untukku dan kau. Aku haya ingin menjadi orang yang mampu menerbangkan pesawat, tapi apa yang diajarkan oleh sekolah padaku?? Sangatlah jauh dari yang kuinginkan, ia mengajarkanku tentang ekonomi, fisika, agama, mate-matika, dan itu sangat memuakkan!!

Yah…. Aku tau,, pelajaran itu penting tapi mengapa justru itu yang mendominasi pelajaran disekolah??,, mengapa ketika aku tak tak tahu tentang ilmu fisika atau agama aku dibilang “Bodoh”??,, mengapa disaat aku tak tahu pelajaran itu aku harus tinggal kelas??,, mengapa aku harus tak lulus??,, mengapa Bu??,, MENGAPA??. Bukankah aku tak butuh itu untuk menerbangkan pesawat???
Ibu… Sekarang aku kuliah, dan apa yang kurasakan pada masa sekolah sama dengan yang kurasakan disini. Dikampus ini,, tepatnya di jurusan Basaha dan Sastra Indonesia. Ditempat ini juga peraturan yang bangsat ini menggerogoti hidupku. Mulai dari aku mendaftar sampai sekarang banyak aturan yang tak kupahami apa manfaatnya untukku..
Aku masuk dikampus ini, disambut oleh orang-orang yang merasa berhak menentukan hidupku. Mulai dari membotaki kepalaku, memukul, merampas uangku, menendang, menampar, bahkan mengatur cara jalan dan bicaraku…
Aku heran bu,, apa sebenarnya yang mereka lakukan dan inginkan.. mereka berteriak lantang tentang “Anti penindasan”,, tapi apa yang dilakukan… Kupalingkan wajahku kekiri,, kulihat teman yang berada tepat disampingku merasakan tendangan “SENIOR” yang mengarah ke kemaluannya, ia jatuh tak berdaya,, beberapa detik kemudian dia pingsan dan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat,, dan kata dokter ia divonis tidak bisa lagi bereproduksi… Ibu,, inilah yang terjadi dikampusku (sebenarnya lebih layak dikatakan PENJARA)…
Beberapa hari kemudian setelah OSPEK selesai, aku dan teman-teman disuruh kumpul didalam sebuah ruangan (hanya yang pria) disampingkun ada beberapa orang terlihat ketakutan rambutnya berantakan, pakaiannya kusut, dalam hati aku sejenak berfikir “orang ini mungkin habis menerima ratusan pukulan dan tendangan”, dan lamunankupun terhenti seketika mendengart suara senior yang berteriak lantang “ini teman kalian yang berkhianat karena tidak ikut OSPEK, sekarang kalian harus memukul mereka satu persatu”, waktu itu kami berjumlah kurang lebih 100 orang botak (MABA) dan kami semua memukulnya dengan keras, karena kalau tidak kami yang dipukuli…. Akhirnya kami semua memukuli orang itu… mereka (yang dipukuli akhirnya jatuh dan tak berdaya.. kulihat mata dari salah satu orang itu memendam amarah yang sangat besar… membuncah…
Beberapa hari kemudian (sampai sekarang) kujalani masa perkuliahan karena masa OSPEK (Orientasi Penindasan Kampus) atau PMB (Penghancuran Mahasiswa baru) telah berlalu, dan kamipun menemui aturan demi aturan yang dilayangkan untuk kami, kami harus memakai baju yang berkerah, alasannya kalau tidak berarti kami tidak sopan dan melanggar aturan.., sejenak aku berfikir “apa yang salah dengan baju yang tak berkerah?, bukankah baju yang berkerah lebih panas dan dan menggangguku dalam menerima pelajaran?, bukankah batas kesopanan tidak dinilai dari berkerah atau tidak?, tapi mengapa harus BERKERAH??, lagian aku lebih konsentrasi ketika tak memakai kerah dan kepanasan dibandingkan dengan kaos oblong yang menurutku nyaman… tapi sudahlah, mereka (para birokrasi) tak akan peduli dengan itu.. lembaga dan Institusi Pendidikan memang hanya untuk yang patuh dan aku juga harus patuh.. karena kalau tidak aku akan dikeluarkan… coba saja memberontak kalau tidak percaya!!!!
Ibu, ini kisahku,,, sekolah dan kampus sama saja . hanya untuk orang yang bodoh, yang ingin diatur, dikontrol hidupnya dan tak sadar telah menjadi BUDAK!!!! (dan aku masih disni karna kemauanmu)
Ibu.. masihkah kau percaya dengan Institusi Pendidikan, masihkah kau percaya pada PEMERINTAH DAN PARA PENDIDIK???
Ibu.. aku masih lebih senang dengan tetangga kita,, yang menjalani hidupnya dan memepertahankan hidupnya dengan baik dan bahagia,, walaupun kadang dalam sehari ia tak makan.. bukan,, bukan karena ia bodoh, tapi karena kondisilah yang membuatnya seperti itu… Mereka para penguasa, penguasa yang serakah yang telah membuat semua ini terjadi.. masihkah kita harus menggantungkan hidup kita pada PEMERINTAH???
Mari cari jalan lain Bu…!!!!!!!!!!!!

Followers

 

Browse